Kamis, 08 Desember 2016

Pengalaman Kami di Pulau Harapan

Trip ke Pulau Harapan di kepulauan seribu ini sebenarnya kami (saya dan berberapa teman kantor) lakukan karena ingin keluar sejenak dari Ibukota, dan jika pulang tidak terlalu malam. Namun semakin dekat waktu keberangkatan ternyata beberapa dari kami harus menghadapi beberapa masalah pribadi yang tiba-tiba muncul, sehingga jadilah tema perjalanan kami ini menjadi “Mencari Harapan di Pulau Harapan”. Mungkin apa yang kami harapkan tidaklah sama, namun saat itu kami menyenangkan diri kami sejenak dengan berfoto ria dan ber.. ha..ha.. hi..hi.. dengan saling becanda di homestay, saat snorkling, ataupun saat di perahu.
Bagi saya pribadi perjalanan ke Pulau Harapan ini tidak dapat dikatakan mudah. Untuk pertama kalinya saya mengalami mabuk laut. Saat ingin pindah tempat duduk, goyangan perahu membuat telapak kiri tangan saya kebentur kayu perahu, sehingga antara ibu jari dan telunjuk mengalami sakit yang luarbiasa (saat tulisan ini dibuat masih sakit). Ketika hendak keluar kapal, belakang telinga kiri saya kepentok kayu yang ada dikapal, cukup keras rupanya sehingga menimbulkan luka kecil. Terakhir saat melakukan snorkling, jari telunjuk saya terkena bulu babi.
Semua kejadian beruntun tersebut, sempat membuat saya berpikir ada apa dengan perjalanan saya kali ini. Akhirnya saya hanya menyimpulkan, terkadang untuk mewujudkan harapan dibutuhkan rasa sakit, yang mungkin bukan hanya sekali, dengan tujuan jika harapan sudah terwujud kita akan selalu ingat bahwa hal tersebut tidak didapat dengan mudah. Pulau Harapan rupanya mengingatkan saya akan hal tersebut
Satu hal yang paling saya sukai dari perjalanan ke Pulau Harapan ini adalah foto ketika saya sedang snorkling, lebih tepatnya saat jari telunjuk terkena bulu babi. Sebuah gaya foto yang sangat tidak biasa menurut saya :).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar